Selasa, 05 Januari 2016

Cerita Tensi Pak RT



Ini cerita berdasar kejadian nyata. Hanya saja, dialognya kuterjemahkan ke bahasa yg lebih ramah pembaca. Hehe ..

Pak RT depan rumah (Jl. Gunung Pandau, RT 05) punya tekanan darah tinggi. Tiap malam detak jantungnya bikin dia sendiri nggak tenang. Jedug … jedug … jedug …. Kadang berjalan pun sempoyongan—kalau sedang ekstra tinggi, atau karena sebab lain. Seorang kawannya menawari produk herbal terkenal. Impor. Disarankan dua kali sehari meminumnya selama 10 hari. Padahal sekali minum gelasnya lebih jumbo dibanding gelas bir Jerman ataupun Viking.

Harga tebusnya 1,5 juta dulu. Untuk 10 hari? Tidak. itu tidak cukup untuk 20 kali dosis yg disarankan.
Dapat 5 hari, pak RT merasa lambungnya nggak beres. Padahal ia tidak pernah kena maag, ngakunya. Kepala kliyengan, jalan nggak sanggup karena keburu sempoyongan, minta dibawa ke rumah sakit. Dokter bilang, “Untung lambung sampeyan belum sampai luka.”

Empat hari @570 ribu untuk penginapan itu. Sepulangnya dari sana pun detak jantung masih ekstra keras tiap malam, lambungnya masih sakit dan nggak boleh makan sembarangan, kepalanya sesekali kliyengan.

Minggu (27/12) dia beli milagros. Kusarankan beli 1 dus, malah minta 1 botol doang. Nyobain dulu, katanya. Jam 8 pagi kuantari sebotol, jam 11 nelpon minta 1 dus.

Kamis (31/12) beli lagi 1 dus. Kutanya, “Kenapa, pak? Nggak mempan?”

“Bukan,” jawab pak RT. “Perutku enak sekarang. Badan segar, dan malamnya jantung nggak lagi deg-degan.”

“Sejak kapan?” kejarku.

“Ya sejak minum itu,” katanya.

“Lha, kan sudah baikan, kenapa beli lagi?”

“Ya buat jaga kesehatan aja,” kata pak RT. “Lagian itu ibu (bu RT) ikut minum juga. Haidnya nggak teratur.”

Siyaaaapp …! Ngurir ke seberang jalan nggak usah ongkir, deh pak RT …!