Virus corona bukan tiba-tiba muncul dan menghajar
Indonesia. Seluruh dunia pun sudah tahu sejak bulan Desember lalu, empat bulan
yang lalu, bahwa saat itu virus itu sedang memporak-porandakan China, dan
sangat berpotensi untuk menyebar ke seluruh dunia.
Orang Indonesia bukannya tidak tahu itu. Tetapi mereka
lebih banyak menanggapinya dengan—seperti biasa—santuy. Fenomena virus corona
melahirkan meme dan joke jauh lebih banyak dibanding kewaspadaan. Bahkan, entah
hoax dari mana yang membuat orang Indonesia percaya dan sangat optimis: bahwa
virus corona hanya bisa bertahan hidup pada suhu di bawah 23 derajat Celcius. Di
seantero nusantara, mayoritas kota memiliki suhu harian di atas itu.
Warga Italia termasuk salah satu yang pernah
meremehkan ancaman virus corona. Mereka bahkan pernah mengusir orang-orang
bermuka China dari negara mereka. Ketika di satu-dua provinsi ditemukan gejala
serangan virus corona dan kampus-kampus diliburkan, mereka menganggapnya
seperti liburan: lebih banyak hang-out, rekreasi di luar rumah dan sebagainya. Akibatnya,
jumlah kasus terus bertambah, dan menyebar. Bahkan, ketika pemerintahnya
menyatakan satu-dua provinsi sebagai red zone (locally locked down), beberapa—ribu—warganya
malah mendahului pergi meninggalkan wilayah domisilinya, menuju wilayah lain
yang masih relatif aman. Akibatnya, tak ada lagi wilayah yang relatif aman. Mereka
sendirilah yang menyebarkan virus ke seantero negeri, ke seluruh wilayah
negara. Semua itu terjadi dalam waktu kurang dari 30 (tiga puluh) hari
kalender.
China menjadi tempat asal virus itu. Mereka sangat
ketat mengisolasi diri dan warganya—dibarengi pelayanan kesehatan yang
dikerahkan secara besar-besaran dan dikhususkan untuk menangani serangan virus
corona. Saat ini seluruh dunia sudah melihat hasilnya. Pasien terakhir
penderita covid-19 sudah dipulangkan dari rumah sakit hampir sepekan yang lalu.
Dan sekarang China mengirimkan bantuan (obat-obatan maupun tenaga medis) ke
negara-negara yang memerlukan. Termasuk Italia.
(Baiklah, jangan dulu menanyakan efek obat yang telah
ditelan oleh para pasien mereka.)
Semoga kita bisa belajar dari pengalaman negara-negara
itu. Juga negara-negara lain. Semoga kita semua mengambil tindakan yang benar
dan saling mendukung dalam menghadapi virus corona itu.