Ini cerita
berdasar kejadian nyata. Hanya saja, dialognya kuterjemahkan ke bahasa yg lebih
ramah pembaca. Hehe ..
Pak RT
depan rumah (Jl. Gunung Pandau, RT 05) punya tekanan darah tinggi. Tiap malam detak
jantungnya bikin dia sendiri nggak tenang. Jedug … jedug … jedug …. Kadang
berjalan pun sempoyongan—kalau sedang ekstra tinggi, atau karena sebab lain. Seorang
kawannya menawari produk herbal terkenal. Impor. Disarankan dua kali sehari
meminumnya selama 10 hari. Padahal sekali minum gelasnya lebih jumbo dibanding
gelas bir Jerman ataupun Viking.
Harga tebusnya
1,5 juta dulu. Untuk 10 hari? Tidak. itu tidak cukup untuk 20 kali dosis yg
disarankan.
Dapat 5
hari, pak RT merasa lambungnya nggak beres. Padahal ia tidak pernah kena maag,
ngakunya. Kepala kliyengan, jalan nggak sanggup karena keburu sempoyongan,
minta dibawa ke rumah sakit. Dokter bilang, “Untung lambung sampeyan belum
sampai luka.”
Empat hari
@570 ribu untuk penginapan itu. Sepulangnya dari sana pun detak jantung masih
ekstra keras tiap malam, lambungnya masih sakit dan nggak boleh makan
sembarangan, kepalanya sesekali kliyengan.
Minggu
(27/12) dia beli milagros. Kusarankan beli 1 dus, malah minta 1 botol doang. Nyobain
dulu, katanya. Jam 8 pagi kuantari sebotol, jam 11 nelpon minta 1 dus.
Kamis (31/12)
beli lagi 1 dus. Kutanya, “Kenapa, pak? Nggak mempan?”
“Bukan,”
jawab pak RT. “Perutku enak sekarang. Badan segar, dan malamnya jantung nggak
lagi deg-degan.”
“Sejak
kapan?” kejarku.
“Ya sejak
minum itu,” katanya.
“Lha, kan
sudah baikan, kenapa beli lagi?”
“Ya buat
jaga kesehatan aja,” kata pak RT. “Lagian itu ibu (bu RT) ikut minum juga. Haidnya
nggak teratur.”
Siyaaaapp …!
Ngurir ke seberang jalan nggak usah ongkir, deh pak RT …!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
di sini boleh komen