Aku terjun
ke milagros, awalnya dari niat membelikan untuk ayahku saja supaya dia selalu
sehat dan aku tidak perlu sengsara mengurus segala keperluannya bila sesekali
aku mudik.
Ketika aku
menjadi agen/distributor/member milagros, aku membawa milagros ke daerah
domisiliku karena ingin membantu orang-orang di sekitarku tahu tentang produk
keren asli Indonesia ini. Itu seperti halnya aku ingin mempopulerkan kelor dan
kandungan gizinya yang luar biasa. Seperti juga ketika aku mendatangkan
prohormax—untuk membantu petani, peternak dan pembudidaya ikan di daerah Hulu
Sungai yang menjadi tempat tinggalku sekarang.
Dua bulan
menjadi member, aku melangkah ke stockist. Menjadi pra-stokis dulu sebagai proses
wajib sebelum menyandang status “stokis”. Bukan karena potensi penghasilan yang
lebih besar, tetapi karena dengan menjadi stokis aku bisa mengurangi harga jual
produk milagros—karena aku bisa mendapatkan milagros tanpa ongkos kirim, dan
stokis dikenai peraturan ketat tentang harga jual produk, yaitu [saat ini] Rp
350.000,- per box (isi 12 botol) dan Rp 35.000,- per botol; tidak boleh kurang,
tidak boleh lebih.
Jelas,
menjadi stokis itu potensi profit jualannya jauh berkurang. Sedangkan potensi
membentuk jaringan sebenarnya hampir sama. Ya, kalaupun hanya agen/member
biasa, kalau dia aktif ya pasti bisa saja membangun jaringan bisnis milagros.
Bagi saya,
kenapa jualan milagros? Untuk membantu orang: (1) memberi mereka akses pada
produk berkualitas tinggi yang bisa menjadi obat bagi berbagai macam penyakit; (2)
menunjukkan sarana yang lebih murah untuk sehat dan/atau sembuh dari
berbagai macam penyakit; dan bila ingin
menambah jalan rejeki (3) menjembatani orang untuk menjalankan bisnis bermodal
murah (hanya Rp 350.000,-) dan memperoleh hasilnya.
Memangnya kenapa
harus menolong orang? Kenapa tidak diminum sendiri saja? Kenapa tidak dijual
sendiri saja agar profitnya tidak terbagi dengan orang lain?
Karena kebahagiaan
itu datangnya dari menolong orang, bukan dari mengambil untuk diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
di sini boleh komen