Apa isi televisi
kita di primetime? Ini saya bicara tentang channel-channel gratisan saja.
Para pemain
lama yang nggak move on tetap pasang sinetron. Channel lain yang relatif lebih
baru, yang berisi darah-darah baru dan tampaknya pernah punya banyak ide-ide
segar, lebih suka pasang talkshow. Yang di tengah-tengah, pasang kontes bakat yang
para pesertanya pada minta dukungan via SMS.
Apakah sinetron
itu menghibur? Mungkin iya. Setidaknya, orang bisa mendapatkan alasan untuk
memaki-maki. Mungkin hal begini ini perlu dan penting untuk keseimbangan jiwa
pemirsa.
Apakah talkshow
itu menghibur? Kalau talkshow-nya dibawakan secara santai oleh orang-orang yang
pandai menampilkan komedi, ya jelas menghibur. Tepatnya, memancing tawa
penonton. Kalau host talkshow-nya cerdas dan pandai memancing emosi tamunya,
juga menghibur bagi penonton. Syukur-syukur belajar kritis dari si host juga. Lumayan,
bisa menikmati kacaunya negeri sambil hihahihi karena memandang kekacauan itu
dari perspektif jenakanya. Kalau talkshow-nya serius, ya lumayan juga buat tambah-tambah perspektif dalam memandang kekacauan negeri ini.
Apakah kontes
bakat itu menghibur? Hei, bukankah para host dan komentatornya pandai
mendramatisir situasi di panggung? Jadi, kontes itu juga bisa menjadi hiburan—semacam
panggung teater, daripada jauh-jauh dan mahal-mahal ke Broadway.
Untungnya,
saya punya pemutar musik yang bisa saya tancapi flashdisk, sehingga
playlist-nya bisa saya ganti-ganti sesuka saya. Yang ini juga menghibur, tanpa
sedikitpun membuat mata saya lelah. Juga, hiburan yang satu ini membiarkan saya
menikmatinya sambil melakukan hal-hal lain.
Anda bisa
mendengarkan siaran radio? Anda lebih beruntung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
di sini boleh komen