Senin, 23 Maret 2020

Semoga Kita Belajar (dengan Baik)


Virus corona bukan tiba-tiba muncul dan menghajar Indonesia. Seluruh dunia pun sudah tahu sejak bulan Desember lalu, empat bulan yang lalu, bahwa saat itu virus itu sedang memporak-porandakan China, dan sangat berpotensi untuk menyebar ke seluruh dunia.
Orang Indonesia bukannya tidak tahu itu. Tetapi mereka lebih banyak menanggapinya dengan—seperti biasa—santuy. Fenomena virus corona melahirkan meme dan joke jauh lebih banyak dibanding kewaspadaan. Bahkan, entah hoax dari mana yang membuat orang Indonesia percaya dan sangat optimis: bahwa virus corona hanya bisa bertahan hidup pada suhu di bawah 23 derajat Celcius. Di seantero nusantara, mayoritas kota memiliki suhu harian di atas itu.
Warga Italia termasuk salah satu yang pernah meremehkan ancaman virus corona. Mereka bahkan pernah mengusir orang-orang bermuka China dari negara mereka. Ketika di satu-dua provinsi ditemukan gejala serangan virus corona dan kampus-kampus diliburkan, mereka menganggapnya seperti liburan: lebih banyak hang-out, rekreasi di luar rumah dan sebagainya. Akibatnya, jumlah kasus terus bertambah, dan menyebar. Bahkan, ketika pemerintahnya menyatakan satu-dua provinsi sebagai red zone (locally locked down), beberapa—ribu—warganya malah mendahului pergi meninggalkan wilayah domisilinya, menuju wilayah lain yang masih relatif aman. Akibatnya, tak ada lagi wilayah yang relatif aman. Mereka sendirilah yang menyebarkan virus ke seantero negeri, ke seluruh wilayah negara. Semua itu terjadi dalam waktu kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender.
China menjadi tempat asal virus itu. Mereka sangat ketat mengisolasi diri dan warganya—dibarengi pelayanan kesehatan yang dikerahkan secara besar-besaran dan dikhususkan untuk menangani serangan virus corona. Saat ini seluruh dunia sudah melihat hasilnya. Pasien terakhir penderita covid-19 sudah dipulangkan dari rumah sakit hampir sepekan yang lalu. Dan sekarang China mengirimkan bantuan (obat-obatan maupun tenaga medis) ke negara-negara yang memerlukan. Termasuk Italia.
(Baiklah, jangan dulu menanyakan efek obat yang telah ditelan oleh para pasien mereka.)
Semoga kita bisa belajar dari pengalaman negara-negara itu. Juga negara-negara lain. Semoga kita semua mengambil tindakan yang benar dan saling mendukung dalam menghadapi virus corona itu.