Selasa, 16 November 2021

Berkhayal Menjelajah Hutan dan Pedesaan

Jaman now, setiap desa punya duit sendiri. Tepatnya, duit kiriman dari pemerintah pusat. Nama populernya: Dana Desa. Penggunaan dana ini mirip-mirip seperti penggunaan APBD kalau di tingkat pemda. Kerennya, karena dapatnya dari pemerintah pusat, jadi yang mengawasi juga dari pusat. KPK bisa turun langsung—tidak lewat pemkab setempat—memeriksa laporan atau pengelolaan dana desa.

Di Balangan, banyak desa yang memanfaatkan dana desa itu untuk membangun infrastruktur berupa jalan. Bukan jalan kabupaten, tapi jalan usaha tani atau semacam itu. Jalan yang menjadi akses menuju kebun-kebun karet, sawah, ladang dan sebangsanya. Biasanya berupa jalan berlapis semen. Banyak yang lebarnya 1 (satu) meter saja. Dan itu cukup.

Aku berkhayal, alangkah eloknya kalau jalan-jalan berlapis semen yang menembus kebun dan lain-lain itu dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk jaringan jalan yang anti-buntu dan menembus seluruh wilayah Balangan. Melewati area budidaya daya maupun hutan alami.

Jika jaringan jalan itu terwujud, dan dibuatkan peta jalannya, serta petunjuk jalan secukupnya di sana-sini, Balangan bisa mempromosikannya sebagai jalur penjelajahan para pehobi sepeda, khususnya weekend warriors (pesepeda spesialis akhir pekan). Aktivitas birding (mengamati—dan memotret—burung) juga bisa menumpang di jalur ini. Tidakkah itu akan menjadi serpihan surga bagi mereka? Mungkin juga beberapa kalangan/pehobi lainnya.

Alangkah eloknya jika di titik-titik tertentu, atau di desa-desa tertentu, dibuatkan pos-pos tempat peristirahatan. Semacam rumah singgah. Atau, ada rumah penduduk yang bisa memberikan akomodasi sederhana. Sehingga, para pesepeda itu bisa melanjutkan perjalanan pada keesokan harinya tanpa harus pulang dulu ke rumah atau ke penginapan di kota. Mereka bisa alokasikan 2 – 3 hari akhir pekannya untuk mengelilingi Balangan, menembus hutan, kebun dan pedesaan di 8 kecamatan—kalau jaringan jalan itu sudah mampu menghubungkan semua kecamatan—tanpa mengkhawatirkan ketersediaan akomodasi dan makan/minum pemasok tenaga.

Semoga ada yang se-halu saya berkhayal begini … dan mau mewujudkannya. ***