Selasa, 17 Maret 2015

Prime Time Bawakan Apa?


Apa isi televisi kita di primetime? Ini saya bicara tentang channel-channel gratisan saja.

Para pemain lama yang nggak move on tetap pasang sinetron. Channel lain yang relatif lebih baru, yang berisi darah-darah baru dan tampaknya pernah punya banyak ide-ide segar, lebih suka pasang talkshow. Yang di tengah-tengah, pasang kontes bakat yang para pesertanya pada minta dukungan via SMS.

Apakah sinetron itu menghibur? Mungkin iya. Setidaknya, orang bisa mendapatkan alasan untuk memaki-maki. Mungkin hal begini ini perlu dan penting untuk keseimbangan jiwa pemirsa.

Apakah talkshow itu menghibur? Kalau talkshow-nya dibawakan secara santai oleh orang-orang yang pandai menampilkan komedi, ya jelas menghibur. Tepatnya, memancing tawa penonton. Kalau host talkshow-nya cerdas dan pandai memancing emosi tamunya, juga menghibur bagi penonton. Syukur-syukur belajar kritis dari si host juga. Lumayan, bisa menikmati kacaunya negeri sambil hihahihi karena memandang kekacauan itu dari perspektif jenakanya. Kalau talkshow-nya serius, ya lumayan juga buat tambah-tambah perspektif dalam memandang kekacauan negeri ini.

Apakah kontes bakat itu menghibur? Hei, bukankah para host dan komentatornya pandai mendramatisir situasi di panggung? Jadi, kontes itu juga bisa menjadi hiburan—semacam panggung teater, daripada jauh-jauh dan mahal-mahal ke Broadway.

Untungnya, saya punya pemutar musik yang bisa saya tancapi flashdisk, sehingga playlist-nya bisa saya ganti-ganti sesuka saya. Yang ini juga menghibur, tanpa sedikitpun membuat mata saya lelah. Juga, hiburan yang satu ini membiarkan saya menikmatinya sambil melakukan hal-hal lain.

Anda bisa mendengarkan siaran radio? Anda lebih beruntung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

di sini boleh komen