Senin, 16 Maret 2015

Terpaling Tapi Jangan Lupa


Apa topik utama masyarakat kita akhir-akhir ini? Begal motor dan batu akik.

Lalu, ke mana perhatian dan pembicaraan mengenai pelemahan KPK? Ya dikonversi ke begal motor dan batu akik itu.

Apakah begal motor adalah fenomena baru? Tidak. Polres-polres di seantero nusantara pasti punya data kejahatan di wilayah kerja masing-masing sejak berpuluh tahun yang lalu. Dalam data-data itu, nggak mungkin begal motor baru ada di awal 2015 saja.

(Jadi ingat pengalaman pribadi saya di sekitar tahun 2008 atau 2009. Waktu itu bersepeda motor, berboncengan. Hanya sebuah sepeda motor, tidak ada teman seperjalanan lain. Melewati jalur yang bukan jalur utama dari Pasuruan ke Jember, hari sudah malam. Kami singgah di sebuah kantor polsek, bertanya tentang situasi keamanan di jalur yang akan kami tempuh. Jawaban petugas, mending kami singgah saja dan melanjutkan perjalanan keesokan paginya. Apakah pertimbangannya adalah faktor keamanan? Bisa jadi. Atau faktor keselamatan terkait kelelahan fisik kami dan kebutuhan beristirahat. Apapun itu, jawaban dan saran pak polisi saat itu adalah yang kami tunggu-tunggu: lumayan, dapat penginapan gratis, walaupun tidur di bangku kayu atau lantai musholla. Hehe ..)

Yang membuatnya seolah-olah baru ‘semarak’ akhir-akhir ini adalah media massa. Terutama televisi, koran, media online. Plus, media sosial berbasis internet—yang telah terbukti mampu menyebarluaskan informasi; terlepas dari akurat/tidaknya info yang disebarkan. Frekuensi penayangan topik di media massa membentuk realitas tersendiri di benak khalayak, membentuk persepsi, dan akhirnya mewarnai pembicaraan mereka dalam aktivitas harian mereka.

Begitupun batu akik. Mahalnya batu akik itu nggak ada patokan pastinya—kecuali kegemaran orang dan kerelaannya untuk membayar tinggi. Ingat ikan louhan? Binatang itu pernah mengalami nasib serupa beberapa tahun lalu. Tumbuhan gelombang cinta juga. Sampai-sampai orang rela menjual sapinya untuk beralih usaha ke beli-jual gelombang cinta. Bagi yang pesimis atau tidak berminat saat itu, terkadang yang terucap senada ini: dulu duitnya berubah jai sapi, lalu sapinya berubah jadi gelombang cinta, ntar gelombang cinta berubah jadi sampah.

Batu akik bukan sejenis barang kebutuhan pokok. Di tingkatan kebutuhan, posisinya sama dengan ikan louhan dan gelombang cinta beberapa tahun silam.

Begal motor bukan jenis kejahatan baru. Sudah sejak lama membegal motor menjadi salah satu cara mencari uang untuk membeli minuman keras dan/atau narkoba. Kalau sekarang orang sadar dan mau bersama-sama berkonvoi untuk mengurangi risiko dibegal, saya turut bersyukur. Setidaknya, pengalihan isu [oleh media] dari pelemahan KPK ke fenomena kriminal ecek-ecek itu membuat orang (khususnya para pesepeda motor) jadi menyediakan waktu untuk mencari teman, bersosialisasi dengan sesama pesepeda motor.

Semoga kita tidak lupa untuk menyelamatkan KPK, supaya kita punya lembaga yang bisa mengatasi apatisme kita terhadap pemberantasan korupsi di negeri kaya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

di sini boleh komen